Thursday 17 March 2016

Festival Erau, Sebuah Ungkapan Suka Cita


Sebagai bekas kerajaan Hindu tertua di Indonesia, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur menyimpan beragam budaya menarik yang dikemas dalam Festival Erau. Sesuai istilah bahasa Erau berasal yang berarti ramai, meriah, riuh, dan suka cita, festival ini sangat meraih karena menampilkan beragam kegiatan budaya. Erau sendiri merupakan ritus adat masyarakat Kutai yang dipusatkan di Tenggarong, Kalimantan Timur. Suasa suka cita itu tergambar dari perayaan yang melibatkan ribuan orang.

Perayaan Erau untuk pertama kali digelar pada upacara Tijak Tanah dan Mandi Ke Tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia lima tahun. Erau juga dilaksanakan setelah ia dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara pertama (1300-1325). Sejak itu, Erau diadakan setiap terjadi pergantian atau penobatan raja-raja Kutai Kartanegara. Dalam perkembangan kemudian, Erau juga diadakan untuk pemberian gelar dari raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap Kerajaan.

Erau diselenggarakan oleh kerabat keraton atau istana dengan mengundang tokoh masyarakat yang mengabdi kepada kerajaan dengan membawa bahan makanan, ternak, dan seniman. Sultan serta kerabat keraton lainnya akan memberi jamuan makan kepada rakyat sebagai tanda terima kasih. Perayaan Erau berakhir tahun 1960 seiriang dengan berakhirnya masa Kesultanan Kutai Kertanegara. Tapi, tradisi Erau sebagai sebuah festival terus berkembang hingga sekarang dan tetap melibatkan keluarga keturunan Kesultanan Kutai Kertanegara.




Dari berbagai rujukan, pelaksanaan Erau terakhir sesuai tata cara Kesultanan Kutai Kartanegara dilaksanakan pada 1965 bertepatan dengan pengangkatan Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat. Adapun upacara Erau sebagai upacara adat Kutai untuk pelestarian budaya baru dilaksanakan tahun 1971 atas prakarsa Bupati Kutai saat itu, Drs.H. Achmad Dahlan.

Festival Erau versi baru ini dilaksanakan dua tahun sekali. Sesuai petuah Sultan AM Parikesit sebagai Sultan Kutai Kartanegara terakhir, Erau dapat dilaksanakan Pemda Kutai Kartanegara dengan mengerjakan beberapa upacara adat tertentu. Salah satu catatan yang harus dilaksanakan adalah tidak boleh mengerjakan upacara Tijak Kepala dan Pemberian Gelar. Tahun ini, Festival Erau akan dimulai pada 20-28 Agustus 2016. (Amboy Indonesia)

No comments:

Post a Comment