Sejak beberapa tahun terakhir, nama Jember identik dengan pagelaran busana di atas jalanan sebagai catwalk yang dikenal dengan Jember Fashion Carnival (JFC). Peragaan busana di atas jalan protokol kota sepanjang tiga kilometer itu menarik perhatian dunia internasional karena ajang ini menyerupai Rio de Janerio carnival di Brasil yang amat tersohor. Sejatinya Jember memiliki identitas lain yang belum banyak dikenal. Batik Rolla namanya.
Ya, inilah batik dengan motif daun tembakau sebagai sebagai ciri khas yang tidak ditemukan di tempat lain seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan hingga Madura. Sebagai daerah yang dikenal sebagai penghasil tembakau ternama di Indonesia, Batik Rolla menggabungkan dua kekuatan identitas pertanian itu dengan kreasi batik yang unik. “Tembakau merupakan identitas Jember yang sudah dipatenkan,” kata Iriane Chairini, penggagas dan pencetus Batik Rolla.
Selain motif daun tembakau, motif Batik Rolla kini berkembang ke motif lain seperti biji kopi, coklat, buah naga, hingga penyu. Motif-motif ini diambil dari tanaman dan hewan yang hidup dan berkembang di kawasan Jember. Tidak mengherankan motif Batik Rolla berbeda dibanding motif batik dari daerah lain. Tampilannya lebih segar karena motifnya diambil dari tanaman yang sudah terkenal di daerah ini.
Meski batik sudah dikenal masyarakat Jember sejak satu abad lebih, Batik Rolla belumlah lama dikembangkan di Jember. “Saya mulai mengenalkan batik motif tembakau Jember ini baru tahun 2010,” katanya. Di rumahnya di Sumber Pakem, Kecamatan Sumber Jambe, dia mengajak para perempuan terlibat dalam pengembangan Batik Rolla. Dari semula hanya 10 orang, kini telah berkembang mencapai 155 orang. Mereka dilatih keterampilan membatik dengan instruktur yang didatangkan langsung dari Pekalongan.
Iriane mengatakan motif batiknya akan terus dikembangkan tanpa meninggalkan identitas motif tembakau yang sudah dikenal orang. Inspirasi modifnya kadang datang dari pegalaran JFC yang mengangkat tema berbeda setiap tahun. Festival tahunan ini pula yang dijadikan sebagai ajang untuk mengenalkan batik buatannya secara luas. “Alhamdulillah, motif Batik Rolla bisa diterima masyarakat luas,” katanya.
Batik Rolla menawarkan aneka rupa batik sesuai proses pembuatannya mulai batik tulis, batik cap, hingga kombinasi batik tulis dan cap. “Yang kami andalkan memang batik tulis karena punya nilai estetika sendiri,” katanya. Harga batik tulis dibanderol sekitar Rp 350 ribu hingga Rp 750 ribu per lembar. Sedangkan batik kombinasi tulis dan cap antara Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu. Khusus untuk batik cap lebih murah yakni Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Cukup lumayan untuk ukuran sebuah batik.
No comments:
Post a Comment