The House of Raminten, konsep angkringan yang dikemas artistik ala keraton. Menunya, jelas menggugah selera. Tempat makan itu tidak hanya sekedar angkringan. Tetapi tempat yang nyaman dan menu yang sangat lengkap. Nasi kucing dengan lauk teri, ikan asin, oseng tempe dan sambal hanya Rp 1000-2000 per porsi. Juga ada lebih dari 30 menu lainnya yang siap disantap. Untuk minuman, ada yang gelasnya ukuran jumbo, satu gelas bisa untuk jatah minum 3 atau 4 orang yaitu es kelapa muda dan dawet gladri yang harganya belasan ribu rupiah.
Warung berkonsep angkringan tetapi dengan kursi yang bisa disandari dengan santai itu telah buka sejak Desember 2008 yang lalu. Awalnya, hanya buka hingga pukul 00.00 WIB saja. Tetapi, karena banyak permintaan untuk buka lebih lama, warung angkringan itu buka selama 24 jam.
Bahkan, bagi yang kemalaman di Yogyakarta dan tidak mau menginap di hotel, pihak Raminten menyediakan bantal, guling dan selimut untuk tetap berada di angkringan dan tidur nyenyak. Hitung-hitung dapat tempat santai menginap secara gratis.
Ada makanan yang khas raminten yaitu Maheso Selo Gromo yaitu campuran daging sapi dan ayam ditambah sayur kluwih. Biasanya orang umum menyebut hot stone steak. Ada juga rawon, brongkos, nasi liwet, bubur ayam, kupat tahu, bakso dan sup Sawunggaling. Juga ada ayam goreng dan ayam bakar serta sate bermacam-macam daging, dari kerang, tahu, ati ampela, telur puyuh, usus, jamur dan lain-lain.
Untuk minuman, ada es krim bakar, es dawet, es kelapa muda, anekas susu, aneka wedang : jahe, bandrek, secang teh jahe dan lain lain. Untuk minuman, juga ada aneka jamu godog yang bisa untuk obat penyakit. Seperti batuk, bersih darah, hipertensi dan bermacam-macam penyakit.
Bagi yang suka minum ramuan beer, ada aneka beer. Namun bukan beer beralkohol tetapi beer tradisional. Yaitu beer pletok, beer Jawa dan beer kocok. Bagi yang suka beer murni juga disediakan beer merek terkenal.
Para pegawai warung itu berpakaian unik. Mereka memakai pakaian tradisional jawa yang dimodifikasi bagai pakaian gaul. Pegawai laki-laki misalnya memakai jarik yang diikatkan ke pinggang dengan ikat pinggang besar seperti prajurit keraton. Pegawai perempuan menggunakan kemben dan jarik dan terlihat sangat cantik dan hhhm sangat menarik.
Setiap masuk ke rumah yang di sulap menjadi warung angkringan lumayan mewah itu pasti terdengar suara alunan musik gending-gending Jawa Mataraman. Ada juga dua andong besar milik Hamzah sang pemilik warung. Hamzah sendiri sering berpentas ketoprak dengan lakon Raminten yang juga dijadikan nama warungnya.
Ada beberapa kuda yang terlihat gagah di istal di belakang warung yang selalu terjaga kebersihannya. Sehingga tidak ada bau kotoran.
"Di The House of Raminten ada 200 tempat duduk bagi pengunjung, jika masih antri, ada tempat duduk seperti shelter untuk menunggu sebelum pengunjung lainnya selesai makan," kata Fernando. Jam ramai pengunjing biasanya pada waktu makan siang hingga sore. Namun pada malam hari mulai jam 19.00 WIB hingga 00.00 WIB pasti juga ramai bahkan sampai pagi hari.
Devi, 26 tahun, warga Purwokerto, Jawa Tengah, salah satu pengunjung mengaku awalnya heran. Karena ada minuman dengan porsi jumbo. Yang lebih ia sukai, ia dan teman-temannya bisa sampai pagi menikmati makanan dan minuman. Ia suka mengunsumsi minuman aneka jamu karena dinilai lebih sehat. "Suasananya asik, bisa santai sampai pagi dan makananya komplit," kata Devi, pegawai swasta itu.
makanannya enak, pastinya mudah mendapatkan makanan khas kuliner jogja,pengenlah makan ke raminten
ReplyDeleteRaminten
nice article, hope you keep it up
ReplyDeletemy web
pengen nyoba hot stone steak
ReplyDelete