Monday 23 May 2016

Patirtan Sumber Urip, Sumber Air Suci Umat Hindu Bali di Banyuwangi


Ornamen-ornamen bernuansa Bali itu menghiasi lahan seluas 25 are di Dusun Wonoasih, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Sebuah candi setinggi 13 meter tampak anggun berdiri di tengah rimbun pepohonan. Inilah Candi Agung Gumuk Kancil yang dibangun untuk menghormati Maha Rsi Markandiya, tokoh spiritual yang hidup dan memiliki pasraman di lereng Gunung Raung sebelum menyeberang ke Bali pada abad ke-7 Masehi.

Di masa lalu, lereng selatan Gunung Raung memang dipercaya sebagai wilayah pasraman yang membentang dari Banyuwangi hingga Besuki di Situbondo yang lebih dikenal dengan sebutan Diwang Ukur Damalung. Komunitas penganut Hindu paling banyak menghuni dua dusun yakni Sugihwaras dan Wonoasih di Desa Bumiharjo. Mereka diyakini sebagai keturunan 800 penganut Hindu pengikut Rsi Markandiya yang menyebang ke Bali.

Perjalanan ke Bali sungguh berat karena sebagian besar pengikut Rsi Markandiya meningggal akibat serangan penyakit setiba di pegunungan Toh Langkir, Besakih, Karangasem. Setelah bermeditasi, Rsi Markandiya dan sebagian pengikutnya kembali ke lereng Gunung Raung. Hal aneh terjadi. Pengikut Rsi Markandiya tiba-tiba sembuh setelah mandi di salah satu mata air di lereng Gunung Raung. Hidup mereka juga berkecukupan dengan hasil bumi di kawasan ini.



Dari kisah inilah nama Sugihwaras mulai dikenal. Dalam bahasa Jawa, ‘sugih’ berarti kaya dan ‘waras’ berarti sembuh. Sang Rsi akhirnya kembali ke Bali bersama 400 pengikutnya dengan membawa bale agung dari Gunung Raung, termasuk panca datu, lima jenis logam yang menjadi cikal bakal upacara di Bali. Jejak perjalanan Rsi Markandiya ini dapat ditemukan di Pura Raung, Tegalalang, Gianyar. Untuk mengenang perjalanan spiritual ini, penganut Hindu di Sugihwaras mendirikan Candi Agung di Gumuk Kancil, daerah perbukitan di lereng selatang Gunung Raung.

Candi Agung Gumuk Kancil ini dibangun selama 132 hari dengan biaya sekitar Rp 150 juta dan diresmikan pada 11 Agustus 2002. Arsitek yang merancang candi adalah Dulhamid Jaya Prana, tokoh kejawen sekaligus juru kunci Candi Prambanan, Yogyakarta. Candi Agung Gumuk Kancil didirikan bertepatan dengan purnama kanem dalam penanggalan Jawa. Di candi ini terdapat tiga arca utama, yakni arca Siwa Mahadewa di sisi timur, arca Rsi Markandiya dan Tri Murti di sisi barat. Sedangkan di bagian depan terdapat pintu utama candi untuk pemujaan.

Selain Candi Agung Gumuk Kancil, tiga lokasi lain yang bisa dijadikan tempat wisata spiritual di sekitar Sugihwaras yakni Partirtan Sumber Urip, Watu Gantung dan Candi Gumuk Payung. Lokasi ini diyakini sebagai tempat bermukim pengikut Rsi Markandiya. Tapi, Patirtan Sumber Urip dikenal paling mistis. Lokasinya satu kilometer arah utara Candi Agung Gumuk Kancil.

Patirtan Sumber Urip merupakan mata air alami yang keluar dari batu yang ditemukan tahun 1990-an. Dari sumber utama, air dialirkan melalui 8 kepala naga untuk mengaliri sawah warga. Pada tahun 2007 umat Hindu mendirikan arca Dewi Gangga yang membawa kendi di bagian hulu karena meyakini sumber air di sini berujung di Sungai Gangga di India.

Umat Hindu meyakini air Patirtan Sumber Urip adalah air suci yang menyembuhkan penyakit pengikut Rsi Markandiya berdasarkan petunjuk yang didapat dalam semedinya. Tidak heran jika sejumlah pura di Bali, salah satunya Pura Besakih mengambil air suci dari Patirtan Sumber Urip atau air Astadala untuk melaksanakan ritual keagamaan di Bali. “Banyak orang meyakini air di Patirtan Sumber Urip memiliki khasiat,” kata Suparlan.

Dari Kota Banyuwangi, Candi Agung Gumuk Kancil dapat ditempuh dengan dua cara. Jika memakai memilih angkutan umum atau mobil pribadi, arahkan kendaraan mengikuti jalur tujuan Jember hingga bertemu dengan pertigaan Desa Tulungrejo. Dari pertigaan ini arahkan kendaraan ke utara mengikuti jalan menuju Stasiun Sumber Wadung hingga sampai Pasar Patok Wesi lalu pilih jalan ke arah barat untuk mencapai Dusun Wonoasih.

Jika menggunakan kereta api kelas ekonomi, cukup turun di Stasiun Sumber Wadung. Kemudian pilih angkutan umum yang melewati Pasar Patok Wesi. Perjalanan dari Banyuwangi ke lokasi candi kurang lebih dua jam.

No comments:

Post a Comment