Tuesday 24 May 2016

Kasongan Yogyakarta, Surga Pemburu Gerabah


Menjelajah Yogyakarta, tentu saja banyak pengalaman yang kita dapatkan. Selain kaya dengan warisan sejarah dan budaya, kota pelajar ini juga kaya dengan kerajinan rakyat yang tumbuh subur seiring kedatangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu kerajinan yang bertahan dan berkembang hingga sekarang adalah gerabah Kasongan. Kasongan terletak di Dukuh Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Jika kita berangkat dari Kota Yogyakarta, kita bisa mengambil arah selatan hingga menemukan perempatan Dongkelan antara Ring Road Selatan dan Jalan Bantul. Dari sini kita memilih jalan ke arah selatan melewati Jalan Bantul. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di desa wisata Kasongan. Sebuah gerbang besar masuk desa wisata ini sudah menanti. Desa Kasongan adalah  wilayah pemukiman para kundi, buyung atau gundi yakni orang yang membuat buyung, kendi, kuali dan lain-lain yang termasuk barang dapur maupun barang hias.

Sejak tahun 1971, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat setelah seniman Sapto Hudoyo membantu mengembangkan desa ini dengan membina masyarakat yang sebagian besar pengrajin gerabah. Bantuan itu berupa sentuhan seni sehingga gerabah Kasongan tidak monoton tapi punya nilai seni dan ekonomi yang tinggi. Gerabah Kasongan makin terkenal setelah dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an.


Kasongan merupakan sentra kerajinan paling terkenal di Bangunjiwo dan menjadi aset berharga Kabupaten Bantul. Bahkan nama Kasongan mungkin lebih terkenal dibanding nama Desanya, yaitu Bangunjiwo. Di sini kita dapat menemukan sentra kerajinan gerabah yang menghasilkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran. Hingga kini, paling tidak tercatat 300 perajin aktif yang membuat gerabah dengan dukungan ribuan pekerja.

Memasuki Kasongan kita akan dihadapkan pada pemandangan barisan ruang pamer di kanan-kiri jalan yang dipadukan dengan workshop pengrajin. Jika tertarik kita bisa ikut langsung membuat keramik dengan panduan para perajin. Nama Kasongan makin populer karena setiap tahun telah diselenggarakan Festival Seni Kasongan. Festifal ini didominasi pameran produk unggulan yakni gerabah dari berbaai jenis dan motif.

Secara umum gerabah Kasongan banyak berbentuk guci, pot atau vas, dan produk keramik lain. Yang menarik, guci Kasongan sangat beragam, terutama fisnishing yang khas dan orisinal. Guci dengan sentuhan mewah, glamour dan bernuansa kontemporer mudah ditemukan. Guci jenis ini jauh meninggalkan kesan alami tapi tetap tampil menarik dan sedap dipandang mata. Yang tidak boleh ditinggalkan juga adalah guci berbentuk patung punokawan seperti Semar, Bagong hingga patung dua pengantin Jawa yang dikenal sebagai loro blonyo.


Menurut salah satu penduduk disana, barang-barang hasil kerajinan penduduk Desa Kasongan sebagian besar sudah merajai pasar Eropa dan Amerika. Sebagian lagi dipasok ke outlet-outlet yang berada di sekitar Desa Kasongan. Apalagi harga yang ditawarkan pun cukup bervariatif, tergantung dari ukuran dan jenis kesulitan proses pembuatannya. Barang termahal adalah kendi dengan ukuran besar dan patung berukuran satu banding satu. Pengunjung tidak perlu khawatir jika datang dari jauh karena pengelola juga sudah menyediakan jasa antar.

Desa Kasongan juga melayani wisatawan yang ingin belajar membuat gerabah. Tersedia berbagai paket belajar lengkap dengan pemandu. Kita juga bisa merasakan tinggal disini karena desa ini juga menyediakan paket homestay bagi para wisatawan. Tidak mengherankan jika banyak wisatawan asing maupun lokal yang silih berganti berdatangan ke desa wisata ini.

No comments:

Post a Comment