Monday 27 June 2016

Kuntulan, Petikan Bait-bait Burdah di Antara Rampak Rebana


Beberapa lelaki yang duduk berbaris di atas panggung itu menggerakkan tubuhnya ke belakang dan ke depan mengikuti irama yang kian rancak. Bait-bait burdah yang sering terdengar dalam musik kasidah mengalun bersama gerakan para penari. Sesekali tembang pop masa kini muncul bersama pola gerakan penari yang berbeda. Irama semakin rancak ketika sepasang kendang Bali, kethuk, kenong, kluncing, slompet dan beberapa alat musik tepuk lain dimainkan semakin cepat. Inilah salah satu ciri khas Kuntulan, seni tradisional yang hidup dan berkembang di Banyuwangi.

Kesenian yang terus memodifikasi diri sesuai perkembangan jaman ini diyakini muncul pertama kali pada akhir abad ke-19 di pesantren dengan nuansa Arab-Islam. Karena itu, kesenian ini juga dikenal dengan Hadrah Kuntulan. Syair yang dinyanyikan berasal dari bait-bait burdah yang biasa dibacakan dalam Al Barzanji. Penari Kuntulan didominasi laki-laki dengan busana serba putih, termasuk kasus tangan dan kaus kaki serta kopiah hitam hingga menyerupai seekor kuntul atau bangau. Begitu juga gerakan ke depan dan belakang dengan tangan di depan dada.

Menurut sejarawan Banyuwangi, Sutedjo HN, nama Kuntulan menggambarkan gaya hidup sosial yang lebih mementingkan kebersamaan, senasib, dan sepenanggungan. Falsafah ini diambil dari pola kehidupan bangau yang berkelompok. Bangau memanggil rekan-rekannya ketika mendapat makanan. Kuntul dijadikan simbol untuk menggambarkan tanah Banyuwangi yang subur hingga memberi kemudahan petani bercocok tanam. Kuntulan mengajak orang hidup damai dan rukun.

Dalam perjalanannya, seni Kuntulan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam masyarakat. Tapi, perubahan drastis terjadi pada pertengahan tahun 1970-an ketika Sumitro Hadi, seniman Kuntulan mengenalkan penari perempuan. Modifikasi ini dilakukan pada Jingga Putih, grup Kuntulan yang didirikan Sumitro untuk merespon penurunan minat masyarakat pada Kuntulan. Busana serba putih juga dimodifikasi dengan sentuhan warna lain dan tambahan hiasan bunga seperti pada penari Gandrung.



Budayawan Banyuwangi, Hasnan Singodimayan mengatakan masuknya penari wanita dalam Kuntulan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap seni tradisi ini. Apalagi setelah alat musik Bali ditambahkan sebagai pengiring kesenian ini. “Gerakan penari Kuntulan itu seperti gerakan orang berwudhu, tapi dinamikanya seperti tarik Kecak Bali,” katanya.

Penyegaran kesenian Kuntulan ini menghidupkan kembali semangat berkesenian masyarakat dan menumbuhkan kecintaan pada tradisi lokal. Sahuni, seorang seniman Kuntulan yang mendirikan Grup Sidopekso, juga memberi sentuhan lain dengan menambahkan ensambel musik pengiring kesenian Damarwulan yakni reong (sepasang kendang Bali) dan ensambel musik pengiring Gandrung yakni kendang, kethuk, kenong, kluncing (triangle). Belakangan slompret, alat musik tiup untuk kesenian kuda lumping juga dimasukkan.

Dengan modifikasi ini, musik pengiring Kuntulan yang semula bersandar pada enam rebana semakin bervariasi, termasuk irama. Apalagi setelah beberapa kelompok mulai menambahkan alat musik terkini semacam keyboard. Namun, satu hal yang tidak berubah dari Kuntulan yakni irama menghentak dengan beat-beat yang cepat dan gerakan tubuh penari yang sedikit banyak menyerupai tari Saman dari Aceh. Beberapa kesamaan ini tidak dapat dihindari karena kesenian ini memang tumbuh pertama kali di lingkungan santri.

Dalam perkembangan berikutnya, masyarakat Banyuwangi mengenal Kundar alias Kuntulan Dadaran karena penambahan beberapa instrument musik, terutama musik Bali. Masuknya nuansa Bali tidak bisa dihindari karena secara geografis Banyuwangi berbatasan langsung dengan Bali. Nuansa Bali dalam kesenian di Banyuwangi juga terjadi pada beberapa jenis kesenian. Kundaran memang lebih variatif dalam instrumentalia karena memasukkan warna musik terkini.

Menurut pakar etnomusikologi, Rizaldi Siagian, irama silang (cross rhythm) dan poly rhythm atau irama banyak seperti pada gamelan Bali sangat mungkin masuk dalam tradisi bermusik di Banyuwangi. Faktor utamanya kedekatan wilayah dan masa lalu kedua daerah yang memiliki hubungan budaya maupun agama. Irama silang ini justru memperkaya khasanah musik daerah. Adaptasi dengan alat musik terkini membuat Kuntulan semakin diterima di masyarakat. Apalagi setelah syair-syair Kuntulan diperluas tidak hanya syair bernuansa pesan agama.

Perluasan Kuntulan tidak hanya pada syair dan alat musik pengiring, namun juga gerakan yang dikenal dengan istilah Kundaran (Kuntulan yang didadar). Pembaruan gerak dan isi Kuntulan membuat kesenian ini semakin diterima warga Banyuwangi di beberapa bagian yang didominasi oleh warga Jawa seperti daerah Bango, Gambiran, dan Songgon. Kesenian ini biasanya mentas di berbagai kegiatan warga seperti tanggapan khitanan, pernikahan, hingga perayaan hari besar.

3 comments:

  1. Hal yang tidak pernah terbayankan kini menjadi kenyataan dengan keluargaku,,,untuk AKI.NAWE kami ucapkan banyak terimakasih karna berkat bantuannya ALHAMDULILLAH keluarga kami bisa lepas dari hutang dan masalah,karna nomor “GHOIB”untuk pasang togel,hasil ritual KI NAWE meman benar2 merubah nasib kami hanya sekejap,dan disitulah aku berkesempatan kumpulkan uang untuk buka usaha kembali,karna baik rumah sudah disita,,warung makan jg sudah bangkrut,,tapi itu semua aku masih tetap bertahan hidup dengan anak istriku,,walau cuma kontrak tapi aku tetap bersabar dan akhirnya KI NAWE lah yang bisa merubah nasib kami..KI NAWE orang paling bersejarah kepada keluarga saya…!!! Kepada teman2 yang di lilit hutang dan ingin merubah nasib baik dari pada sekaran HBG: 085=218=379=259=AKI NAWE, Atau kunjungi situs PESUGIHAN DANA GAIB
    dengan penuh harapan INSYAH ALLAH pasti tercapai dan sudah terbukti.

    ReplyDelete
  2. trims infonya ya....

    Your post really helped me figure out life, if it weren’t for your site I’d probably still be stuck in search engine world looking for all sorts of information. You know? Bye
    Tangki Fiberglass
    Jual Septic Tank
    Jual Tangki Kimia
    Jual Talang Fiber
    Jual Rotameter
    Tangki Panel
    jual mesin ro

    ReplyDelete
  3. assalamualaikum we.wb,saya. IBU ENDANG WULANDARI Dri jawah timur tapi sekarang merantahu di teiwan bekerja sebagai pembantu ingin mengucapakan banyak terimah kasih kepada KI KANJENG DEMANG atas bantuan AKI. Kini impian saya selama ini semaunya sudah tercapai kenyataan dan berkat bantuan KI KANJENG DEMANG pula yang telah memberikan Angka gaib hasil ritual beliau kepada saya yaitu 4D. Dan alhamdulillah berasil tembus. Dan rencana saya ingin Mau pulang ke kampung kumpul kembali degang keluarga saya sekali lagi makasih yaa KI karna waktu itu saya cuma bermodalkan uang cuma 400rb Dan akhirnya saya menang. berkat angka gaib hasil ritual AKI KANJENG DEMANG saya sudah buka usaha warung makan Dan suami saya peternakan. Kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari sebelumnya, Dan saya ATAS Nama IBU ENDANG WULANDARI sekali lagi saya betul betul sagat berterima kasih kepada AKI Dan saya minta Maaf kalau Nama AKI saya tulis di internet itu semua saya lakukan karna saya Mau ada orang yang meminta bantuan Sama AKI agar seperti saya sudah sukses. Dan membatu orang orang yang kesusaan. bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HUB / KI KANJENG DEMANG di Nomor INI: 081 / 234 / 666 / 039 / insya allah AKI akan membantu anda karna ramalan KI KANJENG DEMANG memiliki ramalan GAIB yang bagus Dan dijamain tembus

    ReplyDelete