Setelah meresapi perjuangan para penyebar Islam di Pulau Bali dengan mengunjungi makam mereka, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi lain untuk menambah pengetahuan. Meski perjalanan kali ini bernuansa wisata ziarah ke makam para wali, kami juga niatkan mengunjungi tempat lain yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah pusat peribadatan Puja Mandala sambil melewati jalan tol di atas laut yang membentang dari daerah Kuta di selatan hingga ke Tanjung Benoa di bagian utara Kota Denpasar. “Jangan mati sebelum menginjakkan kaki di Tanjung Benoa,” kata Ahmad Dasuki berseloroh sambil mengulum senyum.
Dalam perjalanan ini, Tanjung Benoa hanyalah bonus karena traveling ini lebih bernuansa wisata ziarah dan sejarah. Termasuk juga mengunjungi Pulau Penyu dan bermain banana boat sekadar untuk relaksasi, bukan tujuan utama kami. Tapi, bagi wisatawan yang ingin mencari pengalaman olahraga air sambil bersenang-senang, Pantai Benoa tidak boleh ditinggalkan. Jadi, penggemar olahraga air sebaiknya jangan mati sebelum merasakan sensasi Tanjung Benoa. Karena sudah berada di Benoa, kami pun menyempatkan diri mengunjungi Puja Mandala, pusat peribadatan yang menampung lima rumah ibadah. Semula saya agak bingung dan kaget bagaimana mungkin satu tempat dijadikan sarana ibadah lima agama berbeda.
Oh, ternyata saya salah mengira. Puja Mandala rupanya sebuah komplek tempat berdirinya lima rumah ibadah yang berdiri berdampingan dan berdekatan. Dinding marmer penanda kawasan ini berdiri tegak di bagian paling ujung. Ya, di sinilah Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa, dan Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Doa berdiri. Bangunan ini bukan sekadar bangunan, tapi rumah ibadah yang ramai dikunjungi pemeluk masaing-masing agama. Di sinilah kita bisa menemukan dentang lonceng gereja berlanjut dengan panggilan azan dari masjid. Semua berlangsung damai. Umat masing-masing agama dengan khusyu beribadah di rumah ibadahnya tanpa merasa terganggu dengan kegiatan di rumah ibadah yang lain.
Pusat peribadatan lima agama ini terletak di Jalan Kurusetra, Desa Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Luas lahan pusat peribadatan ini mencapai 2,5 hektar yang mulai dibangun tahun 1994. Yang menarik, setiap rumah ibadah menempati lahan kavling dengan luas yang sama yakni 0,5 hektar. Selain pusat peribadatan, Puja Mandala berkembang menjadi tujuan wisata reliji favorit di Nusa Dua, Bali. Seperti halnya makam para wali yang sudah kami kunjungi, sudah pasti pusat peribadatan ini menyimpan cerita tentang latar belakang dan proses pembangunannya.
Pendirian komplek peribadatan ini bermula dari gagasan Sultan Hasanal Bolkiah yang berencana mendirikan masjid berukuran kecil di Nusa Dua Beach Hotel setelah membeli hotel itu. Berawal dari keinginan itu, Menteri Pariwisata Joop Ave mengusulkan berdirinya rumah-rumah ibadah bagi pemeluk Islam, Kristen, Protestan, Hindu, dan Budha. Gayung pun bersambut dan pihak BTDC mengusulkan lokasi miliknya di bagian selatan yang menghadap lagoon sebagai lokasi pembangunan rumah-rumah ibadah. Secara berurutan, rumah-rumah ibadah di sini diresmikan sejak tahun 1997 sampai tahun 2000.
Pengurus rumah ibadah ini mengadakan pertemuan setiap bulan untuk membahas berbagai hal, termasuk agenda kegiatan masing-masing rumah ibadah. “Tempat pertemuan bergilir di masing-masing rumah ibadah,” kata Ismet Noor, pengurus Masjid Ibnu Batutah. Pengurus lima rumah ibadah ini bernaung di bawah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali. Inilah salah satu model kerukunan kehidupan umat beragama yang menarik untuk dicontoh.
assalamualaikum we.wb,saya. IBU ENDANG WULANDARI Dri jawah timur tapi sekarang merantahu di teiwan bekerja sebagai pembantu ingin mengucapakan banyak terimah kasih kepada KI KANJENG DEMANG atas bantuan AKI. Kini impian saya selama ini semaunya sudah tercapai kenyataan dan berkat bantuan KI KANJENG DEMANG pula yang telah memberikan Angka gaib hasil ritual beliau kepada saya yaitu 4D. Dan alhamdulillah berasil tembus. Dan rencana saya ingin Mau pulang ke kampung kumpul kembali degang keluarga saya sekali lagi makasih yaa KI karna waktu itu saya cuma bermodalkan uang cuma 400rb Dan akhirnya saya menang. berkat angka gaib hasil ritual AKI KANJENG DEMANG saya sudah buka usaha warung makan Dan suami saya peternakan. Kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari sebelumnya, Dan saya ATAS Nama IBU ENDANG WULANDARI sekali lagi saya betul betul sagat berterima kasih kepada AKI Dan saya minta Maaf kalau Nama AKI saya tulis di internet itu semua saya lakukan karna saya Mau ada orang yang meminta bantuan Sama AKI agar seperti saya sudah sukses. Dan membatu orang orang yang kesusaan. bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HUB / KI KANJENG DEMANG di Nomor INI: 081 / 234 / 666 / 039 / insya allah AKI akan membantu anda karna ramalan KI KANJENG DEMANG memiliki ramalan GAIB yang bagus Dan dijamain tembus
ReplyDelete